Selasa, 26 Juni 2012

BUDAYA MASYARAKAT ACEH BEROBAT KE MALAYSIA


1.       PENDAHULUAN
            Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang yang menderita sakit biasanya akan berusaha untuk mengatasi dan mengobati penyakit yang dideritanya hingga sembuh. Seseorang dalam mencapai kesembuhan yang diharapkannya terkadang membutuhkan bantuan dari pihak lain dalam hal ini adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu instansi yang berwenang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Keadaan ini membuat rumah sakit perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam hal ini adalah pasien yang akan menggunakan jasa rumah sakit sehingga pasien merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan .
Rumah sakit merupakan unit usaha pelayanan kesehatan yang berfungsi sosial, namun harus dikelola secara profesional. Untuk memperoleh keunggulan daya saing dalam skala global, rumah sakit dituntut mampu menyajikan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang wajar dan bersaing, hal ini bisa dikatakan bahwa kunci pokok untuk meningkatkan daya saing industri jasa pelayanan kesehatan adalah kualitas pelayanan. Dengan tujuan untuk tercapainya kepuasan pelanggan yang secara tidak langsung bisa menguatkan loyalitas pelanggan
Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit yaitu pada awalnya rumah sakit hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap. Karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran fungsi rumah sakit bertambah menjadi bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu senjata untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang. Kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pasien dan dengan sendirinya akan menumbuhkan citra rumah sakit tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di rumah sakit baik pelayanan keperawatan maupun pelayanan tenaga spesialis masih rendah. Kualitas pelayanan yang masih rendah ini berdampak pada pasien yang tidak mau menggunakan jasa rumah sakit untuk berobat apabila sakit.
Berbicara Rumah sakit, salah satu rumah sakit swasta di Penang, diakui, selain disukai orang Aceh dan Sumut juga difavoritkan oleh pasien-pasien asal Burma dan Thailand Selatan. “Ini karena jarak tempuhnya dekat, ongkosnya murah, dan pelayanan medis yang didapat sangat memuaskan.
Dapat disimpulkan bahwa, sepanjang rumah sakit di Aceh dan Sumut tak mampu memberikan pelayanan prima seperti yang diberikan rumah sakit swasta di Malaysia dan Singapura, maka tren pasien Aceh-Sumut ramai-ramai berobat ke luar negeri tak bakal dapat dibendung. Kedua provinsi bertetangga ini akan kehilangan banyak devisa. Realitas tersebut semakin membuktikan bahwa tekad dan kiat Malaysia untuk menarik wisawatan dari negara-negara tetangganya, terutama Indonesia, sangat berhasil. Wisatawan asal Indonesia yang datang itu, selain untuk pelancongan, juga untuk berobat. Ini bagian dari industri pariwisata Malaysia yang sangat berhasil, karena gencarnya kampanye wisata yang mereka lakukan.

http://www.aceh-eye.org/a-eye_component_files/a-eye_img_default/spacer/ae_img_def_spc_02.gif
2.       PEMBAHASAN
            Sebuah surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Malaysia, “Star”, edisi 25 Maret 2009 memberitakan tentang peningkatan wisata kesehatan (Medical Tourism) di Malaysia akhir-akhir ini. Surat kabar tersebut mengatakan di tengah kemerosotan bidang ekonomi dan bisnis di dunia termasuk Malaysia, justru sektor wisata kesehatan ini memberi keuntungan yang luar biasa bagi ekonomi Malaysia. Data statistik dari Kementerian Pariwiasata Malaysia menyebutkan bahwa sebanyak 75.210 orang warga negara asing berobat di Malaysia pada tahun 2001. Angka ini meningkat empat kali lipat pada tahun 2006, yaitu berjumlah 296.687, dengan pemasukan mencapai 60,31 juta ringgit atau setara dengan Rp. 195 milyar.
            Asosiasi Rumah Sakit Malaysia bahkan memperkirakan sektor ini akan memberikan kontribusi sebanyak Rp. 1,78 triliun pada tahun 2010 dengan angka kunjungan pasien asing berjumlah sekitar 625.000 orang. Koran tersebut juga menyebutkan bahwa sekitar 70% dari pasien tersebut berasal dari Indonesia, dalam bagian lain surat kabar tersebut menulis, peningkatan pesat pada sektor ini tidak terlepas jauh dari kontribusi aktif pemerintah Malaysia dalam meningkatkan sistem infrastruktur kesehatan sehingga mampu bersaing di tingkat regional bahkan internasional. Malaysia juga memandang bahwa sektor ini menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi negaranya sehingga mereka menaruh perhatian serius terhadap upaya-upaya peningkatan di bidang kesehatan. Kecenderungan orang Indonesia berobat ke luar negeri semakin meningkat. Setiap tahun sekitar 5.000 pasien berobat ke luar negeri dan devisa yang dikeluarkan mencapai 400 juta dolar atau Rp 3,6 triliun. Umumnya pasien yang berobat ke Malaysia berasal dari Medan, Aceh dan Riau. Program Medical Tourism mempunyai jaringan hingga ke pelosok yang mencari pasien agar berobat ke luar negeri, dengan menyediakan fasilitas mulai dari menyiapkan keberangkatan pasien, transportasi dari bandara ke rumah sakit hingga penginapan selama berada di luar negeri, Sebagian masyarakat enggan berobat di rumah sakit Indonesia lantaran harga berobatnya yang mahal tapi tidak disertai pelayanan yang memuaskan, tak hanya mahal, buruknya mutu pelayanan kesehatan juga membuat orang Indonesia memilih berobat ke luar negeri seperti Singapura. Wasista mengatakan ada sekitar satu juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri. Biaya berobat di Malaysia jauh lebih murah daripada di Indonesia karena tidak ada beban pajak untuk bahan baku obat dan peralatan medis," katanya.
            Masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan menentukan fasilitas pelayanan yang diinginkan, namun jika hal ini terus dibiarkan, maka Indonesia akan terus kehilangan kepercayaan dari masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan, fenomena mengeksplorasi pencarian pengobatan ke Penang – Malaysia pada masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang meliputi model kepercayaan kesehatan, kepuasan terhadap pemberi pelayanan kesehatan rumah sakit dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan di Hospital Lam Wah Ee Penang – Malaysia.
            Sebagian besar informan percaya bahwa penyakit dapat disebabkan karena adanya bibit penyakit, perilaku yang salah tentang kesehatan dan adanya faktor keturunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat Aceh melakukan pengobatan ke luar negeri karena adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan, fasilitas yang tidak memadai, ketidakjelasan informasi dan ketidakpercayaan terhadap hasil diagnosis, serta kurang harmonisnya hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan. Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit akan menjadi promosi yang paling baik dalam menarik minat pasien. Semakin meningkatnya tingkat pengetahuan dan arus global, menyebabkan peran dan sikap masyarakat sebagai konsumen jasa rumah sakit semakin pilih-pilih dan kritis terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang diterimanya, serta semakin aktif menginginkan kepuasan dan kenyamanan sebagai pelanggan.

3.       KESIMPULAN
Kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pasien dan dengan sendirinya akan menumbuhkan citra rumah sakit tersebut. Kualitas pelayanan di rumah sakit baik pelayanan keperawatan maupun pelayanan tenaga spesialis masih rendah. Kualitas pelayanan yang masih rendah ini berdampak pada pasien yang tidak mau menggunakan jasa rumah sakit untuk berobat apabila sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat Aceh melakukan pengobatan ke luar negeri karena adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan, fasilitas yang tidak memadai, ketidakjelasan informasi dan ketidakpercayaan terhadap hasil diagnosis, serta kurang harmonisnya hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan. Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit akan menjadi promosi yang paling baik dalam menarik minat pasien.

0 komentar:

Posting Komentar